Thursday 26 July 2012

Kematian kembali menyapa....

Bismillah,

Kamis pagi 'mendung' menggelayuti tempat tinggal kami. Aku dalam kondisi kurang sehat. Dibalik kesibukan pagi menjemur pakaian, menyelinap dibalik tirai. Aku memperhatikan. Suasana di surau (depan rumah kami) yang begitu ramai. Satu persatu langkah manusia mendatangi disebrang rumah kami. Aku terkejut, dan teringat akan seorang warga emas (lanjut usia) yang sedang menderita buah pinggang beberapa bulan terakhir ini.

Tiba-tiba wajahku mendadak semakin sayu, airmata tertahan, perasaan bermacam-macam. Sedih yang utama. Jantungku berdegup cukup kuat. Ya Allah...jiran kami telah Engkau panggil. Kematian serasa begitu dekat, dekat sekali......

Teringat ibadahku yang kadang malas tuk kukerjakan, teringat sholatku yang belum bisa kukerjakan istiqomah di awal waktu, teringat tilawahku yang masih suka ikuti mood, teringat hafalan Qur'an ku yang masih harus kukejar...!

Astaghfirulloh...dosa-dosa seperti berlarian mengejarku...aku membayangkan ketika malaikat maut menjemput dengan sinis!? Teringat ketika tujuh langkah yang menghantar jenazah kita meninggalkan kubur, tiba saatnya soalan-soalan dibentangkan??? Dan, mampukah aku menjawabnya???

Ohh Allaah....tolong akuuuuu.............................mampukah Surah Al Mulk menghalang adzab kuburku nanti, sedang hafalannya saja masih tak sempurna??? :((

Astaghfirulloh....Ampunilah aku, Tuhan....
Ampunilah dosa-dosa kami....
Ampunilah segala kelalaian yang telah kami buat....!

*****
"Sesiapa yg beriman dengan Allah Taala dan Hari Akhirat, 
maka berbuat baiklah kepada jirannya"
Hadith Abi Syuraih, Riwayat Bukhari & Muslim. 

Aku semakin menggigil. Kuselesaikan dengan segera menjemur pakaian. Aku ikuti dengan khusyuk 'susasana' pensholatan jenazah didepan rumah kami. Begitu ramainya yang datang berziarah. Ketika ku tanyakan pada Zawjii, shaf sholah jenazah yang dibuat pun cukup banyak, hampir penuhi ruangan surau. Subhanallah.....

Ampunilah Pak Cik Din, jiran kami, Ya Allah....
Lapangkanlah kubur beliau, jauhkan dari adzab kubur yang menyiksa, aamiin.

Ingin ku kisahkan sedikit tentang beliau (almarhum) yang penyabar. Kami membiasakan memanggilnya Atok, bahasa yang digunakan tuk anak-anak kami. Atok yang peramah (murah senyum), rajin sholat berjamaah di surau, meski kakinya sakit dan jalannya terseok-seok, beliau tetap berusaha tuk sholat berjamaah. Atok Din penyayang anak-anak, setiap usai sholat berjamaah, jika ia melihat anak-anakku di depan halaman, beliau akan tersenyum sambil melambaikan tangannya. Kini, 'suasana' itu tiada lagi....

Tak dapat kulupakan, hari raya kesekian kami di ranah jiran. Dijemput sekeluarga tuk barbeque bersama keluarga besarnya. Dan hari raya ke sekian, ketika kami silaturahim. Beliau berkisah tentang asal usulnya, anak keturunan Bengkulu-Indonesia. Waah, rame sekali obrolan kami saat itu, persamaan asal usul yang membuat perasaan kami bertambah akrab.

Hanya saja, tahun demi tahun. Amanahku bertambah, hingga lahir anak keempat, aku jadi jarang bersilaturahim. MasyaAllah...menyedihkan.....aku melalaikan amanahku sebagai jiran. Padahal aku tau beliau hanya miliki dua orang anak saja, yang masing-masing sudah menikah dan duduk berjauhan : Trengganu & Sepang. Seharusnya aku sempatkan untuk bersilaturahim saat beliau masih hidup. Sungguh sebuah penyesalan.

*****

Petang tadi rasa bahagia itu membuncah. Aku bisa berjumpa kembali dengan Ka Ina, anak pertama Atok Din yang sekarang tinggal di Trengganu. Aku bisa mencium punggung tangan MakCik Fauziah (istri Atok Din) yang juga sudah tua sekali ditambah sudah bertahun-tahun tidak bisa berjalan. Aku berkumpul sebentar bersama keluarga yang sedang berduka tersebut. Aku tenggelam ikut merasakan. Merasa bagaimana jika itu adalah orangtua kandungku.

Sungguh, telah Engkau rahasiakan waktu, tempat dan cara kita mati, agar kita selalu siap setiap saat dengan amal-amal soleh.

Sungguh KEMATIAN adalah PEMUTUS SEGALA KENIKMATAN.
Maka, ingatkanlah kami selalu untuk selalu bersyukur kepadaMu. Ingatkanlah kami selalu dengan KEMATIAN, dengan hari yang tidak dapat kami meminta-Mu tuk menundanya. 



@Rahmmajanti'81
Semenanjung Malaysia,
ba'da taraweh Ramadhan ke-6

2 comments:

  1. Innalillah..
    pastinya Pakcik Din ni orang yg baik2 sebab tu dia dijemput di bulan mulia ini.
    kebetulan ibu k.nita pun pergi 6 Ramadhan, 4 tahun yang lalu.

    ReplyDelete
  2. Iyah, kak Nita...beliau salah satu yang bekerja di Darus Syifa' (muridnya Ustad HarunDin). Bahkan ustad Harun Din sendiri yang menjadi imam sholat jenazah alm.pak cik Din...
    (semoga ibunda Ka Nita dilapangkan kuburnya dan diampunkan segala dosanya,aamiin)

    ReplyDelete