Saturday 4 May 2013

Sang Lelaki Kabut & Cahaya....

Perjumpaan itu pupus sudah...
Setelah dua belas purnama berlalu,
mungkin inilah Kehendak-Nya,
di atas ingin dan semua rencana kita....

Dan, aku terkenang pada bait-bait kerinduan mu,
yang menyanggah sandar pada bahagia...

Sungguh, sungguh...aku kehilangan mu.....
Pada sapa, pada senyum yang terlukis indah,
tentang Tanah tandus di Bumi padang pasir,
untuk dua belas purnama....

*****

Aku harus berjalan sendiri lagi -ah, bukankah selama ini aku memang sendiri?-
Potongan kata demi kata yang masih tersimpan di bilik telepon genggam kini ku simpan,
entah sampai kapan aku kan selalu membacanya, kala terkenang diri mu...?

Wajah senja hari ini berhias lembayung. Aku terpaku pada hempasan ombak laut yang indah bergelombang,
si burung camar saling berkejaran, sedang sang bayu menemaniku lembut, meniup panjang gamisku.
Air laut menyisir pasir, membasahi  sela -sela jemari kaki ku.

Thursday 20 December 2012

"Perempuan Perkasa" dari Madiun!

"Bergeraklah, karena diam itu berarti mati!"

-Shofwan Al Banna Choirrudzat-
(Penulis buku Ramadhan is Dead, dikutip dari buku motivasi "Never Give Up, Keep Fight!")



*****

Sebut saja ia ; Kak Sri. "Perempuan Perkasa" asal Madiun yang saya jumpai belum lama. Badannya cukup tinggi, kelihatan agak kurus. Pertama kali berjumpa beliau, dengan setelan celana panjang, tudung (baca=jilbab) pendek, dan baju lengan pendek, dengan tambahan manset terhulur menutupi lengannya, serta pacul besar di genggamannya!? Kalian tentu bertanya-tanya, dimana saya berjumpa dengannya? Di sawahkah, atau sebuah perkebunan...atau tempat pembangunan rumah-rumah mewah??!

Jawabnya, kami dipertemukan oleh Allah, tepat di sebrang rumah. Kebetulan, di depan rumah kami ada sebuah Surau yang dibatasi oleh pagar kawat, dan banyak pohon buah-buahan mini di sekitarnya, ada Rambutan, Leici, pisang dan mangga. Di dekat sana juga ada sebuah saluran air yang cukup besar, namun tidak terlalu banyak airnya, kadang pasir dan dedaunan kering yang menyumbat dan membuatnya kotor.

Kembali dengan Kak Sri yang saya jumpai sedang bercengkrama dengan seorang perempuan yang kelihatan hanya asyik berdiri sambil berkecak pinggang sedari tadi, tanpa melakukan apapun. Usai ku lemparkan pandangan dan senyuman sambil menemani anak-anak bermain di luar halaman. Perbincangan diantara kami pun terjalin.

*****

Tahukah, Kawan?!

Rasa kagum mulai menyusupi perasaan, ketika mengenal sepintas ''Perempuan Perkasa" tersebut melalui ceritanya. Sudah beberapa tahun beliau bekerja sebagai cleaning servis daerah kami (biasanya menyapu jalan, mengutip daun-daun kering, juga membersihkan saluran air/longkang), baru kali ini kami berjumpa. Beliau berdua suaminya yang telah mendapatkan IC merah, dan sudah hampir 20 tahun menetap di ranah ini, saling bekerjasama membersihkan lingkungan tempat kami tinggal. Gak tanggung-tanggung ''perempuan perkasa'' dengan paculnya itu mengorek saluran air, mengangkat pasir yang mengendap di dalamnya tanpa ada rasa malu yang penting halal!

"Ahh....lagi-lagi, Nikmat Allah manakah yang kan kami dustakan??!"

Sebuah pelajaran langsung, perjuangan seorang istri juga ibu yang mengajak saya juga kita semua untuk senantiasa bersyukur! Bahwa hidup adalah sebuah Perjuangan, bagi kita yang masih mau berfikir!

Saat saya ajak "Perempuan Perkasa" dan seorang perempuan lagi yang ternyata  sebagai mandor, keduanya menolak halus untuk beristirahat sejenak di rumah kami. Bahkan sempat saya ketahui bahwa beliau akan melanjutkan bekerja di sebuah Klinik yang cukup jauh dari daerah tempat kami tinggal, melakukan hal yang sama ; sebagai cleaning service.

Hal yang mengejutkan, ketika saya mencoba mengajaknya singgah, untuk bergabung program silaturahim sesama perantauan pada hari Ahadnya. Lagi-lagi, "Perempuan Perkasa" itu hanya bilang 'maaf' karena sudah ada panggilan untuk "Cuci Rumah" (pekerjaan rumah tangga, dari rumah ke rumah secara pat time).

Wah?!

*****

Lantas saya berfikir, dari manakah "Perempuan Perkasa" itu miliki kekuatan & semangat kerja yang begitu tinggi??!

Surah Al baqoroh ayat 165 mengingatkan,
"....bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya..."

"Dan, jangan pernah menyerah selama kita menyakini sesuatu yang sudah pasti...walaupun itu harus dilalui dengan kepahitan, kegetiran dan sesuatu yang tidak kita sukai....(buku Never Give Up, Keep Fight! Hal. 37)

Selalu ada Kekuatan dibalik semua perjuangan kita. Kembali pada NIAT yang mendasari Kak Sri juga para "Perempuan Perkasa" lainnya di seluruh dunia ini. Yang menggunakan seluruh kemampuan untuk bekerja bagi Dunia juga Akheratnya, Luar Biasa! Subhanallah...

"Bagaimana dengan kita?"





Pena Penulis,
Dini Rahmajanti (Dee),
Tanah Semenanjung, SAFAR 1434 H.

Monday 3 December 2012

TIME for CHANGE, "BAHAGIA, KAYA, MASUK SYURGA..!"

Bismillah...

BUKALAH PINTU PINTU PERUBAHAN. Angkatlah pasir-pasir yg menghalangi jalannya.
Sepenggal kalimat yg tertera dlm buku 'Road to Succes', tiba-tiba menyihirku!



Bulan Muharram aku hanya mampu membaca 2 buku saja, satu bertemakan parenting yang lainnya adalah buku antalogi para bunda hebat yg bercerita proses slama mereka bersalin. Fiuuuh, aku dibawa mengembara kepada empat momen indah dan menggetarkan, saat akan melahirkan keempat lelaki kecil kami.

Penghujung bulan Muharram, sudah berserak 4 buah buku yg telah berada dlm genggaman, dtambah 1 bundel majalah Tarbawi edisi 201-210. "Wow, sepertinya aku harus myiapkan energi ekstra!" Me time dan fokus untuk menfilter jg mencari benang merah dari semua yg kubaca. Kali ini aku fokus membaca buku2 yg bertemakan MOTIVASI. "why?!"

"Dibuka sama-sama yuuk terjemah surah Ar Ra'd ayat 11. Bgaimana?"





Yaa, aku ingin berubah. Menjadi manusia yg berkualitas Iman & Takwanya. (aamiin). Maka, untuk senantiasa meneguhkan azzamku yg masih naik turun, aku memerlukan 'vitamin-vitamin' yg jg berkualitas dan memotivasi hidupku.

Aku akan berusaha FOKUS pada Niat di awal, tidak mudah memang! Tetapi, ketika Niat tersebut sudah menghujam ke dalam dada, maka Otak akan sgera merealisasikan, bekerjasama dg organ-organ tubuh lainnya. Melakukan amal amal kelangitan tanpa henti.

Sekali lagi, saatnya wujudkan smua Niat baik kita. Melahirkan Perubahan perubahan yg unggul. Meski dianggap sgt idealis, biarlah... Tugas kita adalah BERJUANG. Melakukan perubahan ke arah yg lebih baik. Tanpa perlu 'tepukan' jua 'teriakan' manusia lain, bergeraklah...! 

Aku hanya ingin wujudkan semua. Tanpa batas, tanpa lelah, tanpa keluh, dan terus berdoa!
Doakan yaa kawan...agar aku mampu Bahagia (selalu), Kaya (Iman&Harta), Masuk Syurga (Jannatul Firdaus, aamiin).


  • "Bagaimana dengan mu, Wahai Kawan? Berapa BUKU yang telah ke 'cerna' dalam alam fikir mu?? Semoga ia kan menjadi 'vitamin-vitamin' JIWA yang BERHARGA!"    -aamin 3x-



PENULIS : Dini Rahmajanti (Dee).
Negeri Semenanjung Malaysia.

Friday 16 November 2012

Lelaki Syurga-ku...

Mengharungi samudera mahligai nan suci
Penuh gelombang silih berganti
Semua adalah ujian penguat cinta
Bila hati bicara
Kekadang tak perlu terucap kata kata
Untuk selami dalamnya hatimu
Susah senangmu jadi bahgian hidupku
Karena hati bicara

Thursday 15 November 2012

[Kontemplasi] Sebuah Momentum Muharram.



Janganlah menyerah, gara-gara ANDA memiliki banyak KETERBATASAN.

Slogan inilah yang kini senantiasa menyemangati hari -hari ku.  Menjaga ‘nyala api’ semangatku, yang kadang turun, hingga berharap tak pernah pudar. Membangun kembali ‘puzzle’ mimpi ku yang terserak. Bukan karena aku tak lagi menginginkannya, tetapi karena aku merasa banyak memiliki KETERBATASAN!

Keterbatasan fisik, keterbatasan dana, keterbatasan Ilmu, bahkan yang sangat besar pengaruhnya ketika aku merasa miliki keterbatasan WAKTU.

Sedang, KESUKSESAN sama sekali tidak ada hubungannya dengan gelar akademis, garis keturunan, kesempurnaan phisik, bahkan umur sekalipun.  *dikutip dari buku “Nyalakan Nyali.”

Dan, KERUGIAN terbesar dalam HIDUP, ketika kita tak mampu memberikan apa-apa untuk KEHIDUPAN kita, tak memberi  MANFAAT bagi lingkungan di sekitar kita, tidak ‘melahirkan’ generasi yang akan menjadi tonggak berdirinya sebuah PERADABAN !

“Yang tragis adalah orang yang seumur hidupnya tidak pernah mengerahkan seluruh kemampuan maksimalnya!”  -Arnold Bennet-

Meskipun, miliki banyak keterbatasan, finally aku berusaha untuk merubah cara pandang, hingga semakin besar semangat juangku dalam hidup.

Keterbatasan Fisik, yang senantiasa anemia dalam empat kali kehamilan, nyaris tak tertolong pasca persalinan putera pertama. Senantiasa merasa lemah dan cepat letih. Sedang –idealisnya- kami yang tak miliki khodimat, ingin selalu miliki rumah dalam keadaan bersih dan rapih. Akupun berjuang.  Mengkonsumsi segala makanan yang menguatkan kumpulan sel-sel darah merah ku. Mensuplai beragam suplemen yang menyiapkan tubuhku tuk ‘melawan’ segala kelemahan.

Keterbatasan Ilmu, yang membuatku –pernah- merasa tidak pantas untuk menjadi seorang GURU. Menginginkan untuk terus mengembangkan diri, mengupgradekan masa depan ku.  Aku pun berjuang.  Mengoptimalkan kemampuan belajar, rajin bersilaturahmi dengan kawan-kwan yang jenjang pendidikannya lebih tinggi serta miliki banyak ILMUmelalui  pengalaman hidupnya juga pekerjaannya. 

Keterbatasan Dana, yang membuatku pernah merasa susah hati, melihat kawan-kawan yang bisa bersedekah dengan semangat dan ikhlasnya, keterbatasan yang membuat hatiku meringis ingin sekali membaca buku yang membuatku ‘tergila-gila’ tuk membacanya, meneguk ilmunya.  Sekali lagi, Aku pun berjuang. Mencoba untuk terus berkawan dengan banyak orang-orang yang sholeh dan sukses, dengan langkah silaturahim aku awali usaha entrepreneur tanpa modal, dan kini aku mulai menikmati kemanisan dari kerikil-kerikil tajam yang pernah kutempuh sejak tahun 2004.

Dan, Keterbatasan Waktu. Waktu yang sama dengan semua orang; 24 jam dalam sehari.
Waktu yang kadang membuatku harus berkejaran dengan semua rutinitas –itu itu saja- seperti tak pernah usai?

Waktu yang membuatku ‘menjerit’ karena terasa begitu singkatnya, sedang pekerjaanku masih banyak lagi …!

Waktu yang  membuat nafas ku tersenggal, kaki terasa berat, kepala keleyengan, punggung pegal-pegal, karena berlarian ‘mengejar’nya. Mencoba sempurnakan beragam amanah dengan rutinitasnya.
Berusaha menjalani hidup yang terbaik menjadi hamba Allah yang berinsan kamil, pun sebagai isteri, sebagai ibu dari keempat anak lelaki, sebagai seorang pengajar (juga pendidik) di tanah rantau, sebagai  entrepreneur –sukses-- muslimah dan spiritual writer . Dan, kedua amanah terakhir yang ku sebutkan adalah MIMPI – MIMPI yang masih terus kuperjuangkan.

Karena, MIMPI akan membuat kita senantiasa bergairah untuk terus bergerak. 

MIMPI akan menjadi energi yang berkelimpahan tanpa batas!

MIMPI akan menjadikan kita tahan banting , siap hadapi karang terjal sekalipun.

MIMPI yang membuat kita hidup dan terus bersemangat untuk mengajar kesuksesan demi kesuksesan.


Teruslah berMIMPI, bergerak dan senantiasa melangitkan mimpi kita dalam doa. (Dee’81)
...Fa inna ma’al ‘usri yusroo…
“Get Up, Stand Up!”
“Don’t Give Up the Fighhtttt!!”
 “Allahu Akbar!”


terus membersamai sisa waktu-ku penuh perjuangan.....

*Dini  Rahmajanti (Dee). Awal Muharram 1434 Hijriah.
 Semenanjung Malaysia.

Friday 26 October 2012

Sebuah perjumpaan (kembali)



Lama kami saling berbagi cerita. Aku lebih banyak menyimak mendengar kisahnya, terpukau dengan sejuta perjuangannya untuk berubah. Sebuah proses yang memerlukan waktu, selama waktu yang telah memisahkan kita. Kurang lebih tiga tahun, Subhanallah.

Sebut saja ia Kak Ani. Allah yang telah mempersaudarakan kami. Pertemuan yang tidak disengaja. Berawal dari sebuah perkumpulan tahlil seorang saudara kami di ranah jiran ini. Berlanjut dengan pertemuan rutin seminggu sekali setiap hari Jum'at. Berbagi ilmu dan belajar qiraati bersama. Nikmatnya masa-masa itu.

Hingga, genap lima tahun telah berlalu. Ia berkata padaku.."Dini masih sama...tetap muda..."
Padahal usia ku kini hampir tiga puluh tiga. MasyaAllah, aku pun tersadar. Betapa waktu telah mengiringku jauh, jauuuh...sekali. Pertemuan kami kali ini begitu singkat, namun amat berkesan.

Aku lebih banyak mendengar hal-hal yang bermanfaat darinya. Tentang kebahagiaanya saat ini, yang tidak ia dapatkan dengan sederhana. Sebuah proses, pembelajaran diri. Bagaimana ia berjuang untuk menegakkan sholat fardhu. Dari yang awalnya hanya setahun dua kali, kini dengan sunah -sunah nya pun ia tegakkan. Kak Ani juga mengajakku untuk senantiasa beristighfar, bisa sambil memasak, bahkan ketika mencuci beras. Katanya lagi semua itu yang telah memberi ketenangannya selama tiga tahun terakhir ini. Subhanallah...Allahu Akbar..!

Mendengar ka Ani berbicara. Hadir nasihat-nasihat indah. Mimpi-mimpinya yang masih tertunda. Dan masih ingin ia raih, yaitu mimpinya tuk meneguk banyak ilmu tentang Islam dan ingin ia sampaikan lagi kepada kawan-kawannya, dengan alasan ...itulah yang nanti kan terus mengalir menjadi pahala untuknya kala ajal telah datang. Sungguh, aku terharu. Perubahan yang tidak instan dan penuh liku. Subhanallah...

******

Dan kini...tinggal aku yang sedang menghitung, betapa banyak noktah yang kututup dengan sebelah mata. Sungguh, akhir yang indah dan terbaik adalah cita-cita tertinggi hidupku. Meski, bayang-bayang selalu datang mengganggu. melalaikan jiwa..."Allah....bantu kami...."

*****

Akhir perjumpaan kami, Ka Ani mengajakku tuk ikut melawat seorang anak muda (anak kawannya) yang hampir 3 bulan koma di General Hospital KL. Subhanallah...sebuah ajakan yang sangat menarik. Aku jadi teringat Shafa, gadis kecil yang sempat kujumpai di ICU RSCM.

Perjalanan, dari satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain...adalah perjalanan yang selalu aku nantikan. Karena disanalah jiwa ku tertanam. Masa lalu dan segenap kenangannya yang tak pernah bisa kulupakan. Menjadi seorang bidan di RSAL Mintohardjo, Jakarta. "Allaah.....Rindu itu..." :'(





~Rahmajanti'81~
Kenangan Iedul Adha 1433H.
Semenanjung Malaysia