Perjalanan
setelah telaga sungguh masih sangat panjang dan berat. Begitupun, bisa
mampir dan minum di telaga Rasul itu sungguh sebuah karunia besar.
Perjalanan memang belum lagi selesai. Tapi mendapatkan minum dari telaga
yang sesudahnya tidak lagi ada haus sungguh sangat didambakan. Itu akan
sangat meringankan, di hari ketika segalanya berubah begitu mengerikan,
panas, haus dan mencekam.
Hari ini, entah di ujung pelarian mana kita menuju. Tapak demi tapak
adalah keniscayaan menuju kematian. Di telaga itu, kelak, Rasul setia
menanti. Dengan cinta dan kasih sayangnya. Tak ada yang patut dilakukan,
kecuali senantiasa memohon, agar bila tiba saatnya, kita bisa bertemu
Rasul di telaga itu, lalu minum dengan sepuas hati.
Teruslah 'berlariii', Dee....!!!
mengejar ketertinggalan tuk dapatkan 'tiket' menuju Syurga!
Di sana, di telaga itu, Rasul menanti......
D.Rahmajanti'81
mengutip the Forgivness.....
No comments:
Post a Comment